Senin, 30 Desember 2013

Untuk Kamu Yang Selalu Luar Biasa Dimataku.

Kebijakan senja begitu biasa bagi mereka yang setiap pukul enam sore melihat  langit merekah ditaburi warna biru jingga dan orange  yang keindahanya tak mampu dijabarkan kata kata.

Alunan debur ombak begitu biasa bagi mereka yang tumbuh bersama dipinggiran pantai yang kecantikanya mampu disebut sebagai surga dunia.

Tak ada pentingnya kamu simak itu semua hanya majas antah berantah untuk menggambarkan sosok aku dimatamu.

Sayang.

Aku ingat betul saat pertama dulu bagaimana sepertinya kamu tak bisa melalui malam tanpa aku.

Tentang bagaimana kita rela melawan kantuk ditiap malam demi malam beralasan rindu yang rasanya begitu menggebu.

Aku ingat betul bagaimana kamu bilang rindu setiap detiknya ketika baru saja berpisah denganku.

Tentang bagaimana aku mengatur mati matian ritme jantungku ketika jemariku terbungkus hangat jemari jemari gagahmu.

Aku ingat betul bagaimana kamu mengatakan aku yang paling indah dalam hari harimu.

Tentang bagaimana kamu selalu menyelipkan tawa di setiap hari hari yang aku anggap buruk.

Tapi lagi, seiring waktu berlalu, kamu mengabaikan sesuatu yang tadinya kamu bilang indah bagimu.

Secepat itukah jenuh mu?

Tidakah kamu sadar aku sedikitpun tidak pernah merubah rasaku. Aku selalu menyimpan cinta yang sama sama seperti ketika pertama kali mata kita bertemu. Aku selalu merindukanmu disetiap detiku tanpa berharap kamu akan tau.

Ya. Mungkin kini aku terlihat biasa dimatamu. Atau mungkin lebih buruk daripada itu.

Tapi sayang, ingatlah.

Kamu pernah mencintai seorang gadis yang kebodohanya cukup untuk selalu memaafkan kesalahanmu.

Kamu pernah mencintai seorang gadis yang selalu melalui malamnya dan tertidur dalam keadaan merindukanmu.

Kamu pernah mencintai seorang gadis yang sampai detik ini cintanya untuh buatmu.

Kamu pernah mencintai seorang gadis yang menaruh rapih kata selamanya untuk sosok dirimu.

Aku tegaskan.
Gadis itu aku.

Minggu, 29 Desember 2013

Sedikit Cerita Tentang Kita

Aku pernah merasakan bagaimana bahagianya ketika mataku bertemu dengan mata seseorang yang aku harapkan bisa jadi selamanya di masa depan.

Aku pernah merasakan rasanya dicintai dengan tulus dan merasa jadi wanita paling beruntung di dunia. Ya aku pernah sebahagia itu.

Aku merasa bahagia pernah dicintai seseorang yang mampu membuatku lupa kalau di dunia ini masih ada kata "berakhir".

Tapi waktu ternyata memisahkan aku dan dia dengan segala macam cara sekalipun aku mati matian mempertahankan semua.

Ya semuanya, bahkan aku membuat sahabatku sendiri menangis melihat begitu aku berkorban untuknya.

Untuk sosok yang pada akhirnya meninggalkanku tanpa kenapa.

Aku beruntung pernah memilikinya. Aku beruntung pernah menjadi bagian dari hari harinya.

Aku tak pernah membencinya. Hanya saja aku terlalu mencintainya dan sampai detik ini aku tak tahu dimana aku bisa mencari penggantinya.

Aku sendiri memilih untuk menunggunya kembali berlari ke arahku walaupun aku tak tau kapan.

Sedikit cerita untuk pria gemini.

Aku belajar banyak hal dan mulai mengerti arti pahitnya menjadi tulus. Tapi itu tidak membuatku kapok menjadi orang tulus. Aku mulai belajar banyak ketika bercermin kepada kedua orang tuaku. Kegagalan mereka. Aku tidak mengerti kenapa cinta begitu amat sangat tidak berarti. Kenapa harus mementingkan ego ketika kita sudah punya semuanya. Keluarga. Aku kira itu cara mendeskripsikan kata semuanya segalanya. Kenapa harus semua ketulusan kesabaran ketabahan seorang wanita harus dibalas dengan penghiatan kebohongan kesakitan dan kenapa dengan bodohnya wanita harus memilikin kesabaran yang besar, kesenangan untuk dibohongi, ketidak tegasan untuk meninggalkan jika belum benar benar dicampakan.

Ya. Ibuku luar biasa sabarnya.

Tapi aku baru tahu rasanya cinta. Bagaimana aku merasa bodoh. Merasa benar benar dibodohi dan bodohnya aku merasa masa bodoh dengan semuanya. Yang aku tau hanya dia dia dia. Seseorang yang takan perduli padaku walaupun hanya sedetik. Ya aku, aku yang egoisnya tinggi, gengsinya tinggi menjadi cengeng menjadi sosok yang amat sangat menjijikan karna cinta. Dan bodohnya aku sama sekali tak perduli akan semua sakit yang aku terima. Yang aku perduli adalah dia tetap menjadi milikku walaupun sebenarnya dia tak lagi perduli aku.

Ya, aku merasakan apa yang ibuku rasakan. Luar biasa dahsyat sakitnya.

Aku menangis, kehabisan nafas. Sakitnya menjalar sampai keulu hati. Tapi yah semua takan kembali.

Sampai detik ini aku akan menanti bagaimana semua akan berakhir. Bagaimana aku masih memilih untuk menunggunya yang sudah jatuh cinta dengan gadis lain. Ya. Aku memilih untuk menunggu seseorang yang luar biasa menyakitiku.

Kenapa?

Aku mencintainya. Aku tidak tahu kenapa aku mencintainya. Dan aku tidak tahu kenapa aku masih menunggunya.

Jujur. Aku tak punya jawaban atas semua pertanyaanku sendiri.