Aku tidak pernah menyangka nantinya kita akan sedekat ini mengingat bagaimana percakapan awal kita terjadi. Aku tidak pernah menyangka akan punya kamu di malam malamku dari pertama semenjak aku benar benar kehilangan dia disisiku. Aku tidak pernah menyangka jika kini aku benar benar lupa masalaluku untuk kemudian disibukan memikirkanmu.
Tampan, bohong jika rasanya aku biasa saja terhadapmu. Bagaimana hatiku bisa bilang biasa jika tiap malam kita berjuang melawan kantuk untuk bisa berbicara sedikit lebih lama. Bagaimana bisa hatiku bilang biasa jika candamu sendiri tak pernah gagal membuat aku tertawa. Kamu terlampau sempurna.
Kamu ingat ketika pertama kau tanyakan aku apa laki lakiku tak marah karna kita terlampau sering berbicara bersama. Waktu itu aku kelewat bahagia hingga tau faktanya jika kau punya gadismu sendiri. Hingga aku tau rasanya ini salah dan aku tak mau menyakiti.
Tampan. Aku sudah melewati hari dimana aku cemburu tanpa bisa menunjukan kepadamu. Hari dimana ketika gadis gadis disekolahmu tak henti membicarakan tentang kamu. Aku tak pernah menyangka penggemarmu bisa sebanyak itu. Aku tidak pernah mengira kamu sepopuler itu. Gadismu beruntung pernah atau sedang punya kamu. Termasuk aku.
Tuan. Perasaanku sudah terlampau jauh buatmu. Ketika bagaimana aku benar benar menangis hingga sesak untuk kemudian sadar aku salah terhadap gadismu. Ya, salah karena aku punya kamu ditiap malamku. Aku sadar penuh kau milik orang lain tapi aku tak pernah mengindahkan itu hingga harusnya kini aku melepaskanmu.
Kamu bertanya kenapa semua jadi begini padahal kamu alasan nomor satu kenapa aku pergi. Ah sudahlah kita tak boleh bersama lagi. Aku tak ingin bahagia diatas kesedihan gadismu. Bagaimanapun aku bukan siapa siapa buatmu.
Tuan. Terimakasih untuk selalu ada di tiap malamku. Teimakasih untuk membuatku lupa atas semua sakitku. Gadismu mencintaimu lebih dari aku. Dia merindukan pertemuan denganmu lebih dari aku. Aku hanya cukup beruntung bisa jadi bagian di hari hari lalumu.
Tuan. Jaga dirimu. Sebentar lagi mau turnamen ya? Aku ingin sekali melihatmu. Menyemangatimu. Tapi sejauh ini yang bisa aku lakukan hanyalah mendoakanmu. Aku tak pernah tau ternyata menyakiti itu lebih sakit daripada disakiti. Tapi memang salahku yang tak mengindahkan rambu.
Tuan. Aku akan selalu rindu kata 'hai' mu. Aku akan selalu rindu 'PING!!!' darimu. Tapi aku sadar kau terlampau sempurna buatku. Kau punya gadis yang sama sempurna sepertimu. Dia mencintaimu dan aku kembali semu.
Aku belajar bagaimana caranya mencinta dan membiarkan yang seharusnya bahagia berbahagia. Aku belajar jika kehilangan bukanlah alasanku untuk berhenti mendoakan.
Untuk kamu yang namanya aku sematkan dalam sujudku. Um, Mario Balotelli. Hehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar