Dulu aku pernah mendengar keluhan orang dewasa yang mengatakan bahwa 24 jam sehari terlalu sedikit buat mereka.
Aku tertawa terbahak di dalam hati, aku anggap mereka berlebihan, aku bahkan tidak sabar menunggu hari esok datang karena semua terasa terlalu membosankan.
Kini, dewasapun belum aku sudah benar-benar butuh tambahan jam dalam sehari.
Aku seperti terengah dikejar waktu.
Hidup terkadang terlalu membingungkan untuk ditebak.
Terkadang situasi membuatku beridiri seperti tanpa arah, terkadang membuatku berapi-api dan berambisi untuk kemudian tanpa arah lagi.
Aku sendiri sedang kebingungan kenapa aku menuliskan hal ini.
Tak terlihat penting tapi suatu hari nanti, setahun dua tahun atau mungkin sepuluh tahun lagi aku membaca sedikit keluhku dan mengatakan "ah aku tidak lagi merasakan ini".
Dengan siapa saja yang tak perlu bersusah dalam hidup, ah mana mungkin, seberuntung beruntungnya seseorang aku yakin semua orang pernah merasakan naik turun nya hidup dan Tuhan tau betul seberapa kuat tiap-tiap orang memikul beban.
Sekarang, aku membayangka anak-anak kecil dikepalaku yang belum tahu jika mereka akan tumbuh dan merasa punya tanggung jawab tanpa seorangpun mengatakan mereka untuk menanggung"beban hidup" nantinya.
Eh,
Siapa yang bilang jahat itu jahat siapa yang mengatakan hal-hal baik itu baik.
Siapa yang mengatakan bahagia itu ini itu dan siapa yang mengklasifikasikan sedih itu ini.
Siapa pula yang mengatakan cantik dan jelek sebagai sesuatu yang kita terima sekarang.
Apa hal itu hal-hal yang kita lahir dengan, atau itu hal-hal yang kita pelajari.
Liar, hal-hal itu kita mengartikanya dengan sesuatu yang diluar batasan dari zona aman.
Buatku menjadi hal itu hanya ada didalam fantasi kepalaku. Tapi sejujurnya sedikitpun aku tidak tertarik untuk ada didalam atau menjadi sepeti kata tersebut sama halnya dengan orang-orang "liar" yang mungkin juga tidak ingin menjadi "baik-baik" karena satu dan lain hal, karena "baik-baik" adalah bukan zona mereka.
Jadi intinya semua itu hanya masalah prespektif dalam lingkup mayoritas dan minoritas.
Tapi tunggu, liar yang saya maksud adalah apa yang ada di kepala saya.
Buat orang-orang agamis pasti saya liar.
Buat orang-orang liar saya masih dalam batas agamis.
Ah, tapi mana tahu isi kepala mereka.
Tapi yang pasti, hidup ini hanya sekali, jadi hiduplah dengan baik. Dengan apa adanya.
Dan untuk yang percaya Tuhan, suatu hari akan ada hari perhitungan.
Semua orang punya dosa dan Tuhan punya maaf.
Buatku tidak ada kata terlambat untuk kembali jika kita sadar apa yang kita lakukan adalah salah.
Jangan terlalu mati-matian dengan hal-hal duniawi karena semua sifatnya sementara disini.
Kita ini saudara, untuk saling membenci hanya membuang waktu kita.
Dan satu senyuman yang kamu toreh buat saudaramu mungkin saja jadi kunci surga buatmu.
Ah, mana tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar